Perlu Lebih Dari Sekedar RUU Pornografi

Selasa, 28 Oktober 2008


Dua arus besar penyikapan RUU Pornografi yang berkembang di masyarakat sekarang ini, yaitu mendukung RUU dan menolak RUU harus diimbangi dengan arus baru yang tidak terjebak pada ekstrim kanan dan ekstrim kiri tersebut. Menolak RUU Pornografi dengan argumen bahwa RUU tersebut akan mengekang kebebasan berekspresi individu, menghancurkan seni, arabisasi dan akan menyebabkan disintegrasi bangsa jelas tak bisa kita terima. Tapi, tidak menjadi bagian penolak RUU Pornografi yang diusung oleh kalangan LSM, budayawan sableng dan artis-artis gendeng tidak secara otomatis mengharuskan kita mendukung RUU Pornografi tersebut.

RUU Pornografi yang ada sekarang, seperti yang telah saya muat di artikel sebelumnya, jelas penuh kompromi, tidak jelas, dan tidak memberikan secercah harapan akan hilangnya industri pornografi dan pornoaksi di negeri ini. Kita perlu sebuah aturan yang lebih kuat, yang lebih tegas, yang tak kenal kompromi untuk menghilangkan sama sekali atsar pornografi dan pornoaksi di bumi ini.

"Asma, sesungguhnya perempuan itu, jika telah baligh, tidak pantas untuk ditampakkan dari tubuhnya kecuali ini dan ini -sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya". Kutipan tadi merupakan sebuah hadits dari Nabi SAW yang begitu masyhur di tengah masyarakat.Hadits tersebut juga menjadi landasan yang sangat jelas terhadap batasan aurat wanita. Maka, jika kita percaya akan kebenaran Allah, seharusnya dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah lah yang kita jadikan rujukan dalam membuat peraturan perundang-undangan.

Dan berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, definisi yang benar dari pornografi adalah segala macam bentuk visual yang mempertunjukkan dan mempertontonkan aurat wanita. Dari pemahaman ini, sinetron televisi yang menampilkan artis-artis wanita yang berpakaian minim jelas merupakan materi pornografi dan harus dilarang peredarannya. Dan, hanya dengan aturan yang jelas seperti inilah, bangsa Indonesia bisa terbebas dari pornografi dan mampu meningkatkan martabatnya di tengah-tengah bangsa di dunia.

0 komentar:

Hizbut Tahrir Indonesia

INSISTS Official Site

Jurnal Ekonomi Ideologis

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

  © Blogger template Nightingale by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP